manfaat teh hijau

April 25, 2017
Teh hijau, atau disebut juga green tea, sudah tentu bukan lagi menjadi hal asing di telinga masyarakat. Teh yang pada awalnya berasal dari Cina ini telah digunakan untuk pengobatan sejak 4.000 tahun yang lalu. Di Jepang, tradisi minum teh hijau ini dimulai sejak sekitar abad ke-6 Masehi. Pendeta Eisai dan Dogen menyebarkan ajaran Zen sambil memperkenalkan matcha (teh hijau dalam bentuk bubuk) yang dibawanya dari Tiongkok sebagai obat.

Di Indonesia sendiri, tanaman teh pertama dibawa dan dikembangkan oleh penjajah Belanda. Sejak saat itu, Pemerintah Indonesia terus melakukan pengembangan dan perluasan kebun teh.
Penelitian mengenai manfaat teh hijau terus dilakukan. Pada tahun 2004, diketahui berbagai macam komponen yang terdapat dalam teh hijau yang berperan penting dalam tubuh manusia, diantara kandungan antioksidannya yang tinggi.
Tren mengonsumsi teh hijau di Indonesia sudah dimulai sejak tahun 2012. Hampir saat itu di semua tempat makan menyajikan menu makanan dan minuman olahan dari teh hijau. Aroma dan rasanya yang khas membuat penikmat teh hijau semakin bertambah seiring waktu.
Salah satu manfaat teh hijau yang paling diketahui masyarakat adalah kemampuannya untuk menurunkan berat badan. Selain itu, apa saja sih manfaat teh hijau untuk tubuh kita?

1. Menjaga kesehatan dan meningkatkan pembakaran lemak

Berdasarkan berbagai penelitian yang telah dilakukan, diketahui bahwa teh hijau memiliki banyak kandungan nutrisi penting. Salah satu kandungan penting pada teh hijau adalah adanya polifenol seperti flavonoid dan katekin, yang berfungsi sebagai antioksidan.
Kedua substansi diatas dapat mengurangi pembentukan radikal bebas yang terjadi pada tubuh, melindungi sel dan juga molekul dari kerusakan. Selain komponen tersebut, diketahui juga bahwa teh hijau memiliki beberapa komponen katekin, diantaranya epicatechin, epicatechin-3-gallate, epigallocatechin, dan yang paling tinggi jumlahnya, epigallocatechin-3-gallate atau EGCG, yang telah diteliti mampu mengatasi berbagai penyakit.
Pada penelitian yang dipublikasikan di American Journal of Clinical Nutrition, diungkap bawah teh hijau mampu mengaktifkan aktivitas pembakaran lemak di dalam tubuh. Dalam studi ini diungkapkan bahwa konsumsi katekin secara optimal (690 mg) selama 12 minggu mampu menurunkan jumlah lemak total pada tubuh, mengurangi lingkar pinggang, dan juga mengurangi lipatan lemak pada kulit.
Selain itu, kandungan kafein dan EGCG pada teh hijau dapat mengubah kalori menjadi energi. Penelitian yang dipublikasikan pada The British Journal of Nutrition mengungkapkan bahwa kombinasi antara kafein dan katekin pada teh hijau dapat meningkatkan metabolisme tubuh secara signifikan.

2. Meningkatkan fungsi otak

Kafein yang terdapat dalam teh hijau, bukan hanya mampu membuat Anda terjaga dan segar, tapi juga dapat meningkatkan fungsi otak Anda. Kafein ini dapat disebut sebagai stimulan. Meskipun jumlahnya tidak sebanyak yang terdapat pada kopi, tapi kafein pada teh hijau ini berjumlah cukup untuk meningkatkan fungsi otak Anda, seperti meningkatkan mood, kewaspadaan, dan juga kemampuan mengingat.
Teh hijau tidak hanya mengandung kafein, tapi juga mengandung asam amino L-tehanine, yang dapat membantu memperlancar sirkulasi darah ke otak. Beberapa studi membuktikan bahwa kombinasi antara kafein dan asam amino L-tehanine memberikan efek yang sinergis untuk meningkatkan fungsi otak. Karena L-tehanine dan dosis kafein yang tidak terlalu tinggi, teh hijau dapat memberikan efek yang lebih ringan daripada kopi.
Penelitian yang dilakukan tim Borgwadt pada tahun 2014, mengungkapkan bahwa 12 relawan yang mengonsumsi teh hijau selama 4 minggu, mengalami peningkatan fungsi otak dan ingatan para relawan. Selain itu, berdasarkan studi yang dipublikasikan pada Journal Lancet Neurology, mengungkapkan bahwa kandungan EGCG pada teh hijau mampu menolong pasien Down syndrome untuk meningkatkan fungsi kognitif mereka.
Penelitian yang dilakukan pada pasien dewasa Down syndrome mengungkapkan bahwa pasien yang mengonsumsi teh hijau menunjukkan peningkatan signifikan dalam hal kemampuan mengingat visual, control inhibitor, dan juga kemampuan beradaptasi. Selain itu, para peneliti juga mengungkapkan kemungkinan peningkatan lebih besar yang dapat terjadi pada pasien anak-anak down syndrome. Hal ini dikarenakan otak mereka yang masih berkembang dan sistem saraf yang lebih sensitif terhadap pengaruh fitokimia.

3. Mengurangi risiko Alzheimer

Selain mampu meningkatkan fungsi otak, teh hijau juga diketahui mampu mengurangi risiko Alzheimer. Berbagai penelitian mengungkapkan bahwa komponen katekin yang terdapat pada teh hijau mampu melindungi neuron atau sel saraf seseorang, yang secara potensial mampu menurunkan risiko Alzheimer dan Parkinson.
Seorang professor di bidang psychological science menjelaskan bahwa pada pasien Alzheimer, amyloid-beta peptide (A-beta) menumpuk dan dapat menyebabkan plak amyloid di otak. Hal ini akan menimbulkan gejala seperti menurunkan kemampuan mengingat, keadaan kebingungan, perasaan gelisah, dan kurangnya kepedulian terhadap lingkungan sekitar.
Penelitian yang dipublikasikan pada Journal of Alzheimer’s Disease, mengungkapkan bahwa pengonsumsian ECGC pada penderita Alzheimer mampu membuat A-beta dalam otak pasien menurun. Meskipun begitu, mereka menambahkan bahwa beberapa penelitian lanjutan masih diperlukan untuk memastikan kemampuan teh hijau dalam menangani dan mencegah Alzheimer pada manusia.

4. Menurunkan risiko terkena kanker dan stroke

Diantara banyaknya komponen penting pada teh hijau, komponen yang paling dominan adalah polifenol, khususnya ECGC, yang merupakan antioksidan tinggi sehingga mampu menangkal radikal bebas dan melindungi sel dari kerusakan yang diakibatkan oleh reaksi oksidatif oksigen.
Polifenol pada teh hijau lebih tinggi daripada teh hitam. Polifenol ini mampu mencegah terbentuknya sel tumor. Pada penelitian lain, katekin (polifenol) yang terdapat pada teh juga menunjukkan aktivitas penangkalan sel tumor di aliran darah dan juga invasi sel tumor pada tubuh. Polifenol pada teh hijau juga mampu melindungi tubuh dari kerusakan akibat radiasi sinar ultraviolet (UV) B, dan juga mampu meningkatkan sistem imun pada tubuh.
Sejauh ini, teh hijau juga menunjukkan kemampuan untuk mengaktifkan enzim detoksifikasi, seperti glutathione S-transferase dan reduksi kuinon, yang dapat melindungi dari perkembangbiakan sel tumor.
Pada beberapa negara dengan konsumsi teh hijau yang tinggi, tingkat penderita kanker cenderung lebih rendah. Beberapa penelitian mengungkapkan bahwa teh hijau dapat mencegah kanker payudara, kanker kandung kemih, kanker ovarium, kanker perut, kanker tenggorokan, kanker paru-paru, kanker prostat, dan kanker kulit. Para peneliti percaya bahwa tingkat polifenol yang tinggi pada teh hijau mampu membunuh sel kanker dan menghentikan perkembangbiakannya.

5. Meningkatkan kesehatan gigi dan mulut

Penelitian terbaru mengungkapkan bahwa teh hijau mengandung berbagai komponen yang baik untuk mengontrol inflamasi dan memerangi infeksi akibat bakteri. Teh hijau mampu mengontrol bakteri dan menurunkan kadar keasaman pada air liur dan plak pada gigi.
Sebuah penelitian di Mesir membuktikan bahwa orang yang berkumur dengan teh hijau selama 5 menit memiliki jumlah bakteri yang lebih sedikit di dalam mulutnya dan juga mampu mengurangi risiko pendarahan pada gusi. Selain itu, penelitan lain mengungkapkan bahwa mengonsumsi teh hijau dapat mencegah kerusakan gigi.
Selain baik untuk kesehatan gigi, teh hijau juga mampu menyehatkan gusi. Survei yang dilakukan pada 1.000 laki-laki di Jepang membuktikan bahwa meminum teh hijau secara teratur membuat gusi lebih sehat daripada mereka yang tidak mengonsumsinya.
Karena kemampuannya dalam membunuh bakteri, sebuah penelitian juga membuktikan bahwa minum teh hijau secara teratur dapat membantu mengurangi bau mulut. Selain itu, teh hijau juga mampu mengurangi risiko terjadinya kanker mulut dan tenggorokan.


Share this :

Previous
Next Post »
0 Komentar